Siapa yang tak senang dan “gemes”
melihat anak kecil menari, berjoget sambil tepuk tangan meski terkadang
gerakannya tak pas dengan irama lagu. Iramanya cepat,eh ternyata gerakan anak
lambat atau sebaliknya. Tak ada yang menyalahkan. Latihlah terus setiap hari. Ada
hikmah dibalik aktivitas ini.
Melatih kepekaan. Fungsi adanya
telinga tak hanya sekedar untuk mendengar. Lebih dari itu melatih kepekaan.
Awal anak mendengar musik mungkin macam-macam responnya. Ada yang langsung
bergerak meski aneh karena tak sesuai dengan irama, atau ada juga yang diam
menyimak dengan seksama. Keduanya sama-sama peka.
Kita perhatikan bagi yang
langsung bergerak dengan menari/berjoget. Dia peka, karena musik memang
diciptakan enak didengar sehingga secara sadar atau tidak mengakibatkan siapa
yang mendengarnya bergerak mengikuti iramanya meski sederhana dengan
menggoyangkan kaki, tepuk tangan, atau menggelengkan kepala. Batita sangat
mungkin gerakan yang dilakukannya sebagai respon mendengar musik tidak
beraturan, namun semakin lama diasah mendengarkan, maka dia pun akan berusaha
mencocokkan gerakan dangan musik. Lambat laun anak mengamati ada yang konsisten
dalam musik. Ini kepekaan. Dalam mendengar dan bergerak. So pasti, ini luar
biasa untuk meningkatkan kecerdasan body kinestetiknya.
Lalu, bagaimana dengan anak yang
hanya diam ketika musik disetel? Peka dimananya? Sekarang silakan diingat,
ketika suasana sedang ramai tak karuan, gaduh, lalu ada orang yang menjerit,
apa reaksi Anda? Salah satunya adalah diam, paling juga bertanya,”Suara apakah
itu? Siapa yang menjerit?” Mendengarkan musik juga begitu. Apalagi musik yang
baru. Bisa jadi, anak tak langsung menggerakkan badannya, tapi dia hanya diam,
lalu bertanya,”Lagu apa itu? Siapa yang menyanyikannya?” Peka. Ini sangat bagus
sekali untuk melatih anak menjadi seorang active learning.
Hikmah musik lainnya,dia adalah
obat sekalipun musiknya terkesan “mellow”. Toh, orang yang mendengar bisa
menangis, dan menangis itu adalah obat yang mujarab. Menenangkan. Mengusir
galau. Apalagi musik yang ceria. Maka tak heran sejak dalam kandungan pun musik
bisa menjadi stimulus yang baik untuk perkembangan janin. Di Rumah Pelangi
Daycare fasilitas untuk anak mendengar dan menikmati musik pun disediakan.
Lantunan murottal juga biasa disetel karena ketenangan yang ditimbulkan oleh
bacaan Al Quran bisa mencapai 60% dibandingan musik sekelas Mozart sekalipun
yang hanya 40%. Info ini saya dapat dari sebuh literature buku lho!
Musik, kamus yang luar biasa
lengkapnya, terutama jika bentuknya lagu. Satu lagu jika dihitung ada lebih
dari 10 kata yang berbeda. Bagaimana jika banyak lagu. Dari sini, anak pun akan
kaya dengan perbendaharaan kata dan dia akan selalu bertanya,”Itu apa? Cinta
apa? 4 sehat 5 sempurna apa?”, dsb. Cerewet memang, tapi itu justru pertanda anak
Anda memiliki kecerdasan yang tinggi.
"Bagi Mereka, Musik Membantu Perbendaharaan Kata" (Bunda Heni) |
Maka, bernyanyilah dengan anak-anak Anda, putarkan musik di rumah, di mobil, tak cukup ketika ulang tahun saja manakala bernyanyi “Panjang umurnya” atau ketika menjelang tidur dengan menyanyikan lagu “Nina bobo”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar