Jumat, 31 Oktober 2014

Meronce, Bekal Anak Siap Menulis dan Membaca


                Meronce. Setiap orang tua tahu bagaimana caranya meronce. Zaman dulu, kegiatan meronce bisa dengan menggunakan sedotan warna warni. Tali yang panjang dimasukkan ke dalam lubang sedotan hingga membentuk seperti kalung. Anak-anak pun lalu memakainya di leher layaknya seperti kalung sungguhan.

                Meronce banyak manfaatnya. Salah satunya untuk membantu anak mudah menulis nantinya. Ini dikarenakan gerakan tangan saat meronce seperti gerakan tangan saat menulis. Kelenturan jari tangan akan terlatih manakala anak mahir meronce, dan karenanya anak tak kesulitan ketika menulis nanti.

                Meronce juga sebagai sarana stimulus anak bisa cepat membaca. Lho, benarkah? Benar. Ketika anak mahir meronce dengan kemampuan lebih seperti membedakan warna, bentuk, dan ukuran, sebenarnya ini adalah bekal penting ketika nanti anak mengenal huruf. Kemampuan membedakan ini yang harus diasah terus-menerus. Bukankah tiap huruf itu berbeda bentuk dan ukuran? Meronce adalah dasar.

             Namun, tak sembarangan mengajarkan dan melatihkan meronce kepada anak. Ada tahapan-tahapan yang dilalui agar anak tidak frustasi. Supaya anak bisa lebih terarah dan tampak perkembangannya. Berikut ini adalah tahapan-tahapannya.

         Pertama, tatkala anak berusia 7 bulan dan bisa duduk sendiri, ada hal baru yang menjadi kesenangannya. Sebuah kardus di depannya berisi mainan menjadi bahan eksplorasinya. Biarkan anak memasukkan dan mengeluarkan kembali mainan ke dan dari kardusnya. Kemampuan dasar ini merupakan tahapan awal meronce bagi anak.

              Kedua, ketika anak menginjak usia 2 tahun biasanya sudah bisa memasukkan tali ke lubang biji roncean meskipun hanya 1. Lalu dia menarik talinya seperti dia menarik mobil-mobilan. Biarkan anak bermain seperti ini.

          Tahapan ketiga meronce adalah meronce bebas. Maksudnya, biarkan anak seenaknya sendiri memasukkan biji roncean secara acak. Tak berpola, tak menjadi masalah. Tak sama warna juga tak menjadi persoalan. Bebaskan anak melakukannya.

            Selanjutnya, ajak anak sedikit berpikir. Di sinilah konsentrasi anak makin ditingkatkan. Mintalah anak untuk meronce manik-maniknya sesuai warna apapun bentuk dan ukurannya. Jika sudah mahir, selanjutnya mintalah anak meronce manik-maniknya sesuai dengan bentuknya, apapun warna dan ukurannya. Amati dan cek hasilnya! Jika ternyata anak bisa melakukannya dengan baik, bisa menginjak ke tahapan berikutnya.

                Apakah itu? Ajak anak meronce dengan memperhatikan warna dan bentuk sekaligus. Misalkan 2 bola warna kuning lalu 2 balok warna merah. Dan seterusnya. Ketika sudah tidak ditemukan lagi kesalahan anak meronce seperti ini, lanjutkan kemampuan anak untuk meronce sesuai dengan warna, bentuk, dan ukurannya. Misalnya biji roncean bentuk tabung kecil warna merah lalu biji roncean balok besar warna hijau, dst.

              Nah, jika semua tahapan di atas anak sudah menunjukkan ketrampilan yang bagus, terakhir, ajak dan latihlah anak meronce membentuk pola, baik sesuai warna, bentuk, atau ukuran. Bahkan kombinasi ketiganya. Misalkan meronce manic-manik membentuk pola berdasar warna. Hijau, kuning, hijau, kuning, dsb.


           Gampang bukan? Banyak manfaat dari meronce. Anak pun bisa lebih teliti dan konsentrasi. Menulis dan membaca, terbekali dengan kemampuan meronce ini.

Ditulis oleh Henny Puspitarini 

2 komentar:

  1. Betul sekali Mb.. meronce itu ada tahapannya.. supaya anak gk frustasi..nice artikel..:)

    BalasHapus
  2. iya mbak betul. Kegiatan meronce sangat bagus sebagai stimulasi koordinasi otak dan gerakan. Saat anak meronce, maka perhatian anak dilatih untuk bisa fokus. Dan ini sangat bagus untuk perkembangan kemampuan mengingatnya.

    Tulisannya inspiratif mbak

    BalasHapus