Selasa, 13 Mei 2014

Menyiasati Keterbatasan Media Bermain Anak karena Harus Merogoh Uang

Gantungan baju dan beras untuk bermain berat ringan


Anak adalah investasi akhirat bagi setiap orang tua. Semuanya pasti mendamba anak yang cerdas dan mampu menghadirkan rasa bangga orang tuanya. Tentunya, tak luput dari peran orang tua sendiri agar anak bisa seperti ini.

Masa kecil anak, ketika usianya masih 0-7 tahun merupakan masa keemasan. Dengan aktivitas bermain yang memadai akan menjadikan anak memiliki rona muka yang bahagia, siap menerima tantangan, dan fokus menghadapi permainannya. Tidak ada kata menyerah bagi anak. Bermain seperti jantung dalam diri mereka.
Namun, kenyataannya, banyak orang tua senantiasa berpikir bahwa mainan anak rata-rata harganya mahal. Apalagi di zaman sekarang ini yang menyediakan beragam media bermain untuk anak yang awet dan tahan lama, ujung-ujungnya juga berharga mahal. Lantas, orang tua pun berkata,”Ehm, nggak dulu ya. Uangnya untuk yang lainnya dulu.” Dan ketika itu anak akhirnya tak memiliki apa-apa untuk dimainkan, untuk membantu tumbuh kembangnya. Media meronce mahal, balok rancang bangun juga mahal. Belum lagi yang lainnya.

Lalu, apakah itu akan menyurutkan semangat orang tua untuk memberikan pengalaman konkret bagi usia emas anaknya? Mestinya tidak. Pada dasarnya anak itu kreatif dan pasti menuntut orang tuanya lebih kreatif. Bukankah ini keteladanan secara langsung? Tak bisa membeli media bermain anak yang mahal,orang tua bisa membuatnya sendiri, atau bahkan memanfaatkan alam.

Siapa yang berkata bahwa bermain mengenal warna harus dengan membeli bola warna-warni? Apakah ketika anak ingin bermain drum juga harus beli drum? Masih banyak cara bagaimana menyiasati keterbatasan media bermain anak karena harus merogoh uang orang tua.
1.       Gunakan alam
Alam disediakan Allah untuk kemaslahatan manusia. Alam menjadi media yang mudah didapat untuk proses bermain anak. Mengenal warna, bukan kah alam menyediakannya?Langit warnanya biru, mendung hitam kelam, daun berwarna hijau, bayam berwarna merah, jeruk berwarna kuning, dsb.
2.       Gunakan benda-benda di rumah
Panci dibalik lalu ditabuh pakai sendok sudah menjadi drum yang asyik bagi anak. Mereka bebas berkreasi menciptakan nada lagu yang mereka sukai. Air, pasir, gelas, baju, kursi begitu menarik perhatian anak untuk dimainkan sekaligus mengenal jenis benda. Dan lain sebagainya.
3.       Gunakan anggota tubuh anak sendiri
Memakai mata, hidung, pipi untuk bernyanyi menghadirkan rasa senang tersendiri. Sambil dipegang, dipencet dan anak bisa tertawa terpingkal-pingkal.


Bermain tak harus membeli media yang mahal. Apa yang dekat dengan anak bisa dimanfaatkan. Orang tua harus kreatif menyiasatinya. Jangan khawatir, tumbuh kembang anak tetaplah bisa distimulus sedemikan rupa.

1 komentar:

  1. cara yang praktis juga... saya setuju bermain ga harus beli alat yang mahal..

    BalasHapus