Seorang
anak di daycare ada yang cukup banyak perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris.
Ketika ditanya,”Ini warnanya apa?” dia menjawab,”Blue!” Ketika membilang benda,
anak ini pun tidak mau menggunakan bahasa Indonesia. One, two, three, dst. Itu
sekarang, ketika si anak mengenyam pendidikan di Play Group nya. Dulu, tidak
begitu. Fasih sekali menggunakan bahasa Indonesianya.
Apakah
salah anak sejak dini belajar bahasa asing selain bahasa ibunya? Ya, tidak salah.
Boleh-boleh saja. Balita memang dalam masa usia keemasan. Apa saja yang dilihat
dan didengarnya akan sangat mudah terekam. Mau bahasa apa saja pasti anak mudah
menangkapnya.
Namun,
seyogyanya bisa seimbang dalam penerapannya sehari-hari. Ketika anak tinggal di
Indonesia, bahasa sehari-harinya adalah bahasa Indonesia. Dalam pergaulan, di
setiap kesempatan bertemu orang sebagian besar ya orang Indonesia. Apa yang
dirasakan anak manakala ketika berinteraksi dengan teman-temannya atau
tetangganya, mereka menggunakan bahasa Indonesia sedang si anak berbahasa
Inggris? Bisa jadi anak jadi minder dan tidak punya teman lagi. Atau, anak jadi
kelewatan percaya diri hingga mendapat cemoohan orang.
Lantas,
salahkah anak terutama balita belajar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya?
Tidak salah, karena memang akan sangat mudah mengajarkan bahasa asing ketika
usia keemasannya. Namun, tentu saja ada rambu-rambu yang harus diperhatikan.
Pastikan
anak sudah fasih dan lancar bahasa ibunya. Jadi, jika sehari-hari dia bersama
keluarga dan tetangga yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibunya,
maka pastikan anak sudah lancar berbahasa Indonesia. Bisa juga bahasa daerah
ya, jika memang bahasa daerah adalah bahasa ibunya. Rata-rata orang di desa
masih senang menggunakan bahasa daerah. Lancar dan fasih bahasa ibu bisa
dilihat dari bagaimana anak bisa berbicara mengungkapkan idenya dan dia paham perintah.
Jika anak paham perintah namun tidak bisa mengutarakan apa yang dia mau, maka
ini masih tergolong belum lancar.
Lain
lagi jika bahasa ibunya adalah bahasa Inggris atau bahasa asing yang lain,
misalkan karena salah satu orang tuanya keturunan luar negeri. Atau anak sedang
tinggal di luar negeri. Maka, mengajarkan bahasa Inggris atau bahasa asing
lainnya memang diperbolehkan.
Mengajarkan
bahasa asing juga perlu bertahap. Usahakan tidak hanya sebatas menghafal saja,
namun langsung praktik ke kehidupan sehari-hari. Ketika anak pegang jeruk,
adalah saat yang tepat untuk berkata,”This is orange!” Lihat perkembangan anak,
ketika usia 2-4 tahun belum fasih bahasa ibunya, maka jangan buru-buru
mengajarkan bahasa asing kepadanya.
Bahasa
adalah alat komunikasi. Tak bisa bergaul jika tak menguasai bahasa. Kenalkan kepada
anak bertahap dan dengan proses yang menyenangkan, tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar