Anak Anda ada yang mudah sekali bergaul dengan teman dan tak
ada masalah berarti ketika berada di tempat yang baru? Diajak ke sana enjoy
saja, diajak ke sini juga menikmati dengan happy. Wah, sepertinya enak ya punya
anak seperti ini? Paling tidak PR kita sebagai orang tua berkurang 1, tak perlu
lagi nge-push kecerdasan interpersonal anak.
Atau, anak Anda ada yang kebalikannya? Diajak ke tempat dan
suasana yang baru, loadingnya lama. Nempel terus sama Anda, malu-malu, dan terkadang
sambil gigit jari agar dia merasa nyaman. Dilihat-lihat dulu tempatnya kini
berada, jika nyaman barulah dia memberikan respon yang positif. Harus ada
energi lebih memang yang dibutuhkan orang tua untuk mempercepat daya adaptasi
anak yang begini.
Apapu itu, pertama, marilah bersyukur. Bagaimanapun itu,
anak tetap merupakan harta yang sangat berharga. Nah, karena anak-anak berbeda
satu dengan yang lainnya, maka tentu saja penanganannya pun tidak sama.
Bagaimana dengan anak Anda seperti deskripsi yang pertama?
Anak yang seperti ini memiliki tipe yang analitik. Ketika orang tua akan
mencarikan sekolah untuk anak ini, maka disarankan ayahnya lah yang mensurvey
sekolah yang pas untuknya. Mengapa ayah? Karena tipikal rata-rata laki-laki
yang sudah menjadi ayah biasanya cenderung tak terlalu peka terhadap perasaan.
Kenyamanan bisa didapatkan di mana saja. Bagi ayah, sekolah itu dimana pun
berada ya untuk belajar. Ayah tak terlalu ambil pusing soal perasaan nyaman.
Everything is ok!
Namun, ketika berkomunikasi dengan anak tipe ini juga harus
tepat. Meskipun dia mudah adaptasi di kondisi dan situasi lingkungan yang baru,
namun kalau ngomong dengan anak ini perlu sedikit dikontrol. Misalkan anak
pulang sekolah. Sesampainya di rumah, wajar apabila orang tua bertanya,”Hari
ini belajar apa? Mewarnainya bisa tidak?” Namun, untuk anak analitik, sebisa
mungkin ini dihindari. Anak analitik tak suka diintrograsi. Jika ingin
mendengar kabar sekolahnya hari itu, orang tua harus sabar sampai anak mau
menceritakannya sendiri. Anak analitik juga cenderung cepat emosi manakala
berbagai pertanyaan ditujukan kepadanya tentang aktivitasnya seharian.
Berbeda dengan anak analitik, anak holistik lain lagi. Jika
anak Anda bertipikal holistik, yang perlu Anda perhatikan adalah bahwa anak ini
akan keluar segala potensi dirinya jika sudah merasa nyaman dan aman. Dia
termasuk anak yang pilih-pilih tempat dan keadaan, tak langsung cepat berbaur.
Bahkan kenyamanannya tidak bisa dipaksakan. Jika tak kerasan dia malah merasa
terkungkung dan cenderung tidak percaya diri. Oleh karena itu, penting sekali
jika ingin memilihkan sekolah bagi anak holistik, maka si ibu lah yang
melalukan survey. Ibu sangat mementingkan perasaan ketika memilih. Logika
perasaannya sangat mendominasi dalam mengambil keputusan. Rasa aman dan nyaman
akan didapatkan manakala di dalam hatinya memang sudah berkata “OK!” Ini pas
sekali dengan pengalaman saya. Ketika itu saya melakukan survey play group yang
sesuai untuk anak saya yang tipenya memang holistik. Saya survey ada 4 sekolah
yang cukup dekat dengan rumah. Dari ke-4 sekolah saya sreg dengan sekolah
pertama yang saya survey. Akhirnya anak saya sekolah di situ. Hanya butuh 2
hari anak saya menyesuaikan diri. Sekarang dia begitu menikmati sekolahnya dan
nyaman di sana. Ada banyak cerita yang selalu dilontarkannya selama berada di
sekolah.
Anak holistik suka sekali ditanya. “Tadi bermain apa, Mas?”
Begitulah pertanyaan yang disukainya seusai sekolah. Sang anak pun bercerita
banyak dengan perasaan bahagia.
Ehm, ternyata ilmu mendidik dan pola asuh anak, bahkan
sampai cara memilihkan sekolah pun terus berkembang ya. Takkan pernah berhenti
menjadi orang tua yang senantiasa belajar agar tepat memberikan yang terbaik
buat si buah hati tercinta. Semoga bermanfaat.
wah makasih mbak tipsnya bagus banget,, si kecil kayanya tipe holistik nih.. tapi ada saatnya juga dia mudah beradaptasi.. berarti kalo dia merasa nyaman dia bisa cepat adapt ya mbak.. kalo dia nggak nyaman lama adaptnya.. begitu ya mbak..
BalasHapus