Orang
tua tentu ingin melihat anaknya tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Berbagai fasilitas
diberikan orang tua agar kecerdasan anak senantiasa terasah dan melejit.
Apalagi di masa usia keemasan anak, sudah pasti orang tua tidak akan
menyia-nyiakannya. Memberikan mainan edukatif adalah salah satu caranya.
Apa
saja sih mainan edukatif itu? Ehm, tentu saja ada banyak macamnya. Diantaranya
adalah balok-balokan. Biasanya mainan ini kerap di pakai di lembaga pendidikan
usia dini untuk kegiatan rancang bangun. Anak diberi kebebasan untuk menumpuk,
menata, atau apa saja dengan balok-balok yang telah disediakan.
Kecerdasan
apa saja yang bisa distimulus dengan bermain rancang bangun ini? Pertama,
kecerdasan visual spasial. Namanya saja sudah “merancang” maka unsur visual
anak akan terasah. Imajinasi anak tentang apa yang akan dibuat dengan
balok-baloknya sedang bermain di otak mereka. Ketika membangun masjid,
misalnya. Anak akan mencoba menuangkan imajinasi dan visualisasi mereka dengan
menumpuk dan menata balok-baloknya. Sangat mungkin akan terceletuk dari bibir
mereka,”Ini masjid dilihat dari samping rumahku!” Otomatis kecerdasan spasial
anak tampak dalam kegiatan ini.
Selanjutnya
tentang kecerdasan linguistik. Lha kok bisa? Iyalah. Ketika anak membuat
sesuatu dari balok-balok, mintalah anak untuk menceritakan apa yang dibuatnya.
Orang tua akan dapati bahwa anak bisa mengobrol banyak sekali. Keluar semua
yang terancang di otaknya.
Tak
kalah pula kecerdasan emosionalnya. Ini terjadi jika anak bermain bersama
teman-temannya. Ada kalanya rebutan balok. Secara tak langsung anak berusaha
menata suasana hatinya, meski pada awalnya masih suka pukul-pukulan dengan
balok yang dipegangnya. Dengan diberikan penjelasan perlahan-lahan dan
terus-menerus, emosi anak bisa lebih tertata.
Bagaimana
dengan kecerdasan logic matematika? Apakah bisa diasah dengan permainan rancang
balok ini? Jelas! Bahkan anak dengan sendirinya mengerti bangunan yang
simetris, bangunan yang tinggi atau panjang, dsb. Bentuk-bentuk balok juga anak
mudah mengenalinya. Ada yang kecil, besar, bahkan bentuk bangun lain seperti
lingkaran, segitiga yang menjadi sisi bangunnya. Bahkan ketika giliran
merapikan ke tempatnya semula, anak dengan sendirinya akan berlatih tentang
konsep identifikasi. Tak bisa sembarangan anak mengembalikan baloknya. Harus
disesuaikan dengan bentuknya. Dan kemampuan identifikasi ini bagian dari logika
matematika.
Wah,
banyak ya manfaat bermain rancang bangun dengan balok-balok. Selain itu
konsentrasi anak akan meningkat dengan bermain ini. Siap memberikan fasilitas
ini untuk kecerdasan buah hati?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar